Dunia sangat membingungkan. Seperti pusaran air, putaran roda gerigi, angin puyuh yang tak kunjung tenang. Manusia berubah, kata-kata memunculkan ambigu, nama-nama tak memiliki arti, kisah-kisah menimbulkan berjuta interpretasi.
Hidup terkadang seperti berjuta burung yang terlepas dari sangkarnya, terbang bebas, melayang ke berbagai arah, lahir, hidup dan kemudian mati. Terjadang muncul suatu peritiwa yang diramalkan, terjadi kebetulan –kebetulan, semua seperti yang telah digariskan.
Senja, terkadang kita merindukannya. Saat di mana mentari mulai beranjak pergi dan gelap mulai menyapa. Namun terkadang kita membencinya, karena itu merupakan pertanda sang terang merayap menghilang. Pagi hari, semburat merah kekuningan menyilaukan mata, adalah awal dari kehidupan, awal dari rutinitas yang kian menghentak.
Kita tidak bisa menyebutkanya pagi hari jika ia tidak memiliki nama. Begitupun jika kita mengganti namanya dengan senja. Suatu senja di pagi hari, terdengar tak biasa. Nama dan waktu terjadinya yang terbentang dan memisahkannya. Tetapi itu hanyalah istilah belaka, lihat saja semburat merah pagi tadi akan kau jumpai ketika senja menapak. Nuansa yang hamper sama. Mereka telah terampas dan perlahan pun terhempas terbawa oleh angan yang menyimpang. Satu persatu hilang pergi dan tak kembali dan kini semua berganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar