Sabtu, 28 Februari 2009

Aku percaya semuanya akan baik-baik saja

Ketika urusan kuliah tak henti-hentinya mengganggu pikiranku dan terkadang hampir membuat aku putus asa, tetapi entah ada kekuatan yang berasal dari mana dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja…

Ketika aku tersakiti oleh orang yang paling aku sayang. Terjatuh dan tertatih untuk berjalan menuju titik terang. Suara itu datang kembali hanya untuk mengatakan semuanya akan baik-baik saja….

Ketika aku menangis karena aku kehilangan seorang sahabat yang dengan sengaja menyakitiku. Suara itu menghampiriku kembali dan membisikkan semuanya akan baik-baik saja…

Ketika kakak-kakakku diharuskan untuk pergi meninggalkan rumah karena urusan pekerjaan.dan kemudian aku merasa kehilangan dan mulai merindukan mereka semua.. Suara itu datang kembali dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja…

Aku mencari dari mana datangnya suara itu?? Mencari dan terus mencari untuk mengetahui siapa yang mengirimkan suara itu. Tetapi semakin ku mencari ternyata semakin tak kudengar lagi dimana asal suara itu…

Kemudian aku memutuskan untuk menunggu suara itu datang lagi untukku dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja ketika aku harus menunggu “dia” disini sendiri….

Sekali lagi semuanya akan baik-baik saja..

Dunia sangat membingungkan....

Dunia sangat membingungkan. Seperti pusaran air, putaran roda gerigi, angin puyuh yang tak kunjung tenang. Manusia berubah, kata-kata memunculkan ambigu, nama-nama tak memiliki arti, kisah-kisah menimbulkan berjuta interpretasi.

Hidup terkadang seperti berjuta burung yang terlepas dari sangkarnya, terbang bebas, melayang ke berbagai arah, lahir, hidup dan kemudian mati. Terjadang muncul suatu peritiwa yang diramalkan, terjadi kebetulan –kebetulan, semua seperti yang telah digariskan.

Senja, terkadang kita merindukannya. Saat di mana mentari mulai beranjak pergi dan gelap mulai menyapa. Namun terkadang kita membencinya, karena itu merupakan pertanda sang terang merayap menghilang. Pagi hari, semburat merah kekuningan menyilaukan mata, adalah awal dari kehidupan, awal dari rutinitas yang kian menghentak.

Kita tidak bisa menyebutkanya pagi hari jika ia tidak memiliki nama. Begitupun jika kita mengganti namanya dengan senja. Suatu senja di pagi hari, terdengar tak biasa. Nama dan waktu terjadinya yang terbentang dan memisahkannya. Tetapi itu hanyalah istilah belaka, lihat saja semburat merah pagi tadi akan kau jumpai ketika senja menapak. Nuansa yang hamper sama. Mereka telah terampas dan perlahan pun terhempas terbawa oleh angan yang menyimpang. Satu persatu hilang pergi dan tak kembali dan kini semua berganti.

Jumat, 27 Februari 2009

Terimakasih masa lalu…

Terimakasih karena telah menyakitiku dan membuatku menangis…

Terimakasih telah mengajariku arti kesetiaan…

Karena’mu aku belajar ketegaran..

Karena’mu aku belajar untuk bangun dari keterpurukan…

Bukan aku yang mengharapkanmu datang dalam hidupku…

Bukan aku yang memintamu untuk mengisi hari-hari sepiku…

Ini semua adalah bagian dari perjalanan hidupku yang harus ku lalui…

Ini semua adalah puzzle kehidupan yang telah kupilih maka aku harus berusaha melengkapinya untuk menjadikannya utuh…

Kamu adalah “guru” yang pernah mengajariku dan menunjukkan apa itu rasa sakit dan kebahagiaan…

Kamu adalah “virus” yang mencemari arti sebuah kasih sayang….

Tetapi apa pun itu…

Terima kasih karena telah mengenalkanku pada kesedihan karena disakiti…